CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Paris, Kekayaan Tembus Rp 240 Triliun

CEO Telegram Pavel Durov

PEMBELANEWS.COM – Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap oleh pihak kepolisian di bandara Le Bourget, yang terletak di luar Paris, Prancis, pada Sabtu (24/8) malam waktu setempat. Penangkapan ini terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Telegram, di mana aplikasi tersebut dianggap tidak cukup memoderasi konten, sehingga dapat memicu peningkatan aksi kriminal.

Telegram, aplikasi pesan instan yang didirikan Durov pada tahun 2013, kini telah berkembang pesat dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Seiring dengan pertumbuhan pesat Telegram, kekayaan Durov juga meningkat signifikan. Pada 24 Agustus 2024, kekayaan Durov tercatat mencapai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 240,1 triliun (dengan kurs Rp 15.492 per dolar AS), menjadikannya orang terkaya ke-120 dunia versi Forbes Agustus 2024.

Pavel Durov pertama kali dikenal luas sebagai “Mark Zuckerberg-nya Rusia” setelah ia menciptakan Vkontakte, jejaring sosial terbesar di Rusia, pada usia 22 tahun. Setelah sukses dengan Vkontakte, Durov mengembangkan Telegram, yang kemudian menjadi sumber informasi penting selama perang Ukraina-Rusia, meskipun juga menjadi platform bagi banyak disinformasi terkait konflik tersebut.

Pada 2018, kekayaan Durov masih berada di angka USD 1,8 miliar, namun melonjak menjadi USD 17,2 miliar pada tahun 2021. Lonjakan ini sejalan dengan meningkatnya popularitas Telegram selama konflik Ukraina-Rusia.

Selain prestasinya di dunia teknologi, Durov juga pernah terlibat dalam proyek blockchain melalui penciptaan TON (Telegram Open Network) bersama saudaranya, Nikolai. Proyek ini berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 1,7 miliar dari investor, namun terpaksa ditutup setelah mendapat larangan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).

Durov, yang merupakan lulusan Magister Sains dari Universitas Negeri Saint Petersburg, meninggalkan Rusia setelah menolak bekerja sama dengan dinas rahasia Rusia, yang memintanya untuk memberikan data terenkripsi dari pengguna Telegram. Setelah kejadian tersebut, Durov pindah kewarganegaraan ke Prancis pada tahun 2021 dan kini juga memiliki kewarganegaraan di Uni Emirat Arab. Ia tinggal di Dubai sejak 2017 bersama lima anaknya.

Penangkapan Durov yang terjadi sekitar pukul 20.00 waktu setempat, saat ia tengah berpergian menggunakan jet pribadi dari Azerbaijan, merujuk pada laporan dari TF1 TV dan BFM TV. Perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini masih terus dinantikan.