Soal ATS,Pj Gubernur Sulsel Tekankan Disdik Aktif Lakukan re-Konfirmasi Data

Pj Gubernur Sulsel (foto dok)

MAKASSAR,PEMBELANEWS.COM – Anak dan remaja yang berasal dari keluarga miskin, penyandang disabilitas dan mereka yang tinggal di daerah terpencil dan tertinggal di negara ini paling berisiko putus sekolah.

Remaja usia sekolah menengah pertama (13 – 15 tahun) dari rumah tangga termiskin, lima kali lebih besar kemungkinannya untuk putus sekolah jika dibandingkan dengan remaja dari rumah tangga terkaya.

Berdasarkan pendataan Pj Gubernur Sulsel,Prof.Zudan Arif Fakrulloh terkait Anak Tidak Sekolah (ATS) yang diwawancara Rakyat Sulsel, Jumat (20/09/2024, mengaku dirinya melakukan pemantauan perkembangan data setiap pekannya, potensi bertambahnya  anak tidak sekolah bisa terjadi dari total jumlah sekira 140 ribu lebih.

Terkait persoalan ATS itu,Pj Gubernur Sulsel menekan Dinas Pendidikan untuk terus massif memberikan pendataan terhadap anak tidak sekolah (ATS). Tentu saja sebagai salah satu upaya untuk menciptakan program agar tepat sasaran, akurasi data menjadi kuncinya.

 “Saya minta Kepala Dinas  pendidikan bersama cabang dinas dan kepala dinas kabupaten untuk aktif turut melakukan re konfirmasi data. Datanya sudah ada berarti harus di cek, sudah masuk sekolah atau jangan-jangan ada tambahan anak tidak sekolah baru,” kata  Prof Zudan Arif Fakrulloh.

Dia menegaskan, penyisiran pendataan ATS harus dilakukan, karena perkembangan informasi juga berperan penting dalam memberikan intervensi pelayanan kepada masyarakat.

Lantas bagaimana soal penganggarannya ?

Menurut Pj Gubernur Sulsel,  Pemprov Sulsel berencana akan menuangkan penanganan ATS dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pokok 2025

Informasi terakhir saat ini, terdapat 2700 anak sudah terdata dan siap untuk diberikan ruang menempuh pendidikan sesuai jenjangnya masing-masing. “Anak yang sudah bisa dikembalikan untuk bersekolah itu sekira 2.700 orang,”jelasnya menambahkan.

Sementara terkait dengan penyiapan anggaran beasiswa di tahun mendatang,  menurut Prof  Zudan, tetap menjadi perhatian yang bakal dituangkan pada APBD 2025 mendatang, seperti Penyiapan beasiswa untuk semua anak kelas 3 SMA semua untuk ikut bimbingan belajar gratis agar bisa masuk PTN.

Dengan adanya penyiapan anggaran bimbingan belajar gratis seperti itu, jelasnya lagi, tentu harus dijalankan tanpa membebankan pungutan kepada siswa atau orang tua siswa. (Mus/pblnews)