News  

Mencari Solusi Soal Sampah Rumah Tangga Di Manimpahoi

sampah bertumpuk di kontainer, lantaran bercampurnya sampah pasar dan sampah rumah tangga. Perlu ada solusi penanganannya (foto dok)

Kontainer sampah yang tersedia itu, peruntukannya untuk sampah pasar

SINJAI,PEMBELANEWS.COM – Rumah tangga  itu termasuk penghasil sampah terbanyak, Masalah sampah rumah tangga yang disertai limbah rumah tangga bukan hanya di perkotaan. Di perdesaanpun  yang padat jumlah penduduknya ini, pasti ada saja masalah pada pembuangan sampah dan limbah aktivitas rumah tangga

Diketahui, ada dua sumber yang menjadi sumber limbah rumah tangga, yaitu pertama sampah organik seperti sisa makanan, buah-buahan, nasi, dan lain-lain.

Dan kedua sampah anorganik, sampah yang biasanya dari plastik, kaca yang sumbernya dari peralatan rumah tangga, kaleng, dan lain-lain.

Sampah rumah tangga baik yang organik mauun anorganik ini, kalau pembuangannya tidak ditangani dengan baik dan benar, akan mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat dan  lingkungan sekitar,.

Selain sampah berasal dari rumah tangga, juga terdapat sampah hasil aktifitas pasar di sekitar lingungan pemukiman masyarakat. Hal ini juga akan menimbulkan dampak yang bisa terbilang parah, bilamana tidak ditangani dengan baik.

Pasar Rakyat  di Manimpahoi, Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabuaten Sinjai, tidak dipungkiri turut ambil bagian dalam persoalan sampah dari aktifitas para penjual/pedagang dan konsumen.

Namun untuk hal persampahan Pasar Rakyat itu, telah ditangani salah satu Paguyuban yang tergabung dalam Perhimpunan Pedagang Pasar Manimpahoi, Desa Saotengnga.

Dalam hal penanganan kebersihan dan persampahan pasar tersebut, didasari atas Surat Keputusan Pemerintah Kecamatan Sinjai Tengah dan Rekomendasi dinas terkait, terkait penarikan retribusi kebersihan pasar terhadap pedagang/penjual di pasar tersebut.

Namun masalah yang dihadapi pihak Paguyuban kekikinian, adalah soal sampah rumah tangga yang hingga  kini menjadi fenomena yang memerlukan solusi penanganannya.

Pasalnya, kontainer sampah yang disediakan oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sinjai di sudut area parkir pasar tersebut, seyogyanya hanya diperuntukkan sarana pembuangan sampah pasar,bukan peruntukan sampah rumah tangga.

Kenyataannya, sampah rumah tanggapun menjadi sasaran pembuangan di Kontainer tersebut. Maka tak heran dalam sepekan saja, tumpukan sampah di kontainer terisi penuh.Lantaran bercampurnya sampah pasar dan sampah rumah tangga, Bahkan sampah-sampah rumah tangga yang terbungkus plastik ukuran besar berserakan di sekitar kontainer, akibat tak dapat lagi tertampung.di kontainer dan atau dibuang bukan pada temptanya, seperti di saluran air dan di sekitar kontainer.

Informasi yang dihimpun di DLHK Sinjai,sekiranya hanya sampah pasar saja yang tertampung di kontainer sampah itu, sebulan bisa dipastikan akan penuh.Karena adanya sampah rumah tangga yang turut terbuang di kontainer itu, paling banrter dua minggu sampah sudah bertumpuk di kontainer, sehingga harus diangkut oleh armada sampah DLHK Sinjai. Sementara soal pengangkutan sampah pasar oleh armada sampah itupun, juga mempunyai jadwal tertentu

Mencari Solusi

Masalahnya sekarang adalah,penarikan retribusi sampah untuk rumah tangga hingga kini belum dilakukan. Akibatnya, menjadi problematika tersendii bagi Paguyuban dalam penanganan sampah rumah tangga,

Pihak Paguyuban yang dihubungi terkait sampah rumah tangga yang dibuang di kontainer itu, belum bisa berkomentar banyak. Soalnya, pihaknya juga belum bisa melaksanakan penarikan retribusi sampah rumah tangga,lantaran persoalan ini masih perlu dikordinasikan dengan pemerintah desa.

“Saat ini pihak kami memandang perlu duduk bersama dengan pemerntah desa setempat soal penanganan sampah rumah tangga,” tandas Ketua Paguyuban Perhimpunan Pedagang Pasar Manimpahoi, Sirman,S.sos, Jumat (20/09/2024).

Karena masalah ini soal warga,, lanjut Sirman, tentu patut kami berkordinasi terlebih dahulu dengan pemerimtah desa, untuk mencari solusi terbaik dalam penanganan sampah rumah tangga.

Terkait penanganan sampah rumah tangga itu, hingga kini belum dikonfirmasi dengan pemerintah desa setempat. Dengan alasan, masih menunggu hasil kordinasi pihak Paguyuban dengan pemerintah desa setempat.(pbl/cea)