Debat Pilkada Sulsel: Adu Gagasan atau Pertarungan Program?

Debat Pilkada Sulsel - Adu Gagasan atau Pertarungan Program
Debat Pilkada Sulsel - Adu Gagasan atau Pertarungan Program (Karikatur by RakyatSulsel)

MAKASSAR, PEMBELANEWS.COM – Debat kandidat pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sulawesi Selatan akan menjadi panggung utama bagi para kontestan untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam membangun daerah. Ajang ini tidak hanya sekadar pertarungan visi dan misi, tetapi juga penawaran program yang dapat memengaruhi keputusan pemilih pada Pilkada yang akan berlangsung 27 November mendatang.

Dua kali debat yang direncanakan dianggap cukup untuk para kandidat dalam menarik simpati massa. Komisioner Bawaslu Sulsel, Saiful Jihad, menegaskan bahwa debat harus dimanfaatkan oleh para kandidat untuk menyampaikan gagasan mereka. Menurutnya, debat merupakan wadah penting bagi para calon pemimpin untuk mempresentasikan rencana pembangunan dan kebijakan di wilayah pemerintahan masing-masing.

“Debat nantinya akan menjadi potret dari pemikiran calon. Diskusi mengenai kehidupan dan perbedaan pandangan adalah bagian penting dalam menyehatkan demokrasi,” ujar Saiful kepada Rakyat Sulsel (8/10/2024).

Saiful juga mengingatkan agar debat tidak menjadi ajang perpecahan, melainkan ruang untuk diskusi mendalam. Proses pemilu, lanjutnya, bukan hanya tentang memilih, tetapi juga memahami visi dan misi calon pemimpin. Masyarakat perlu menilai program yang realistis dan dapat diwujudkan dibanding janji kosong.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar pasangan calon tidak melibatkan aparatur sipil negara (ASN) dalam kegiatan debat serta tidak melakukan tindakan provokatif yang dapat memperkeruh suasana.

KPU Sulsel Fokus Persiapan Debat Kandidat

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan terus melakukan persiapan menjelang debat kandidat. Anggota KPU Sulsel, Hasruddin Husain, menyatakan bahwa pihaknya sedang mematangkan berbagai aspek teknis untuk mengawal proses debat kandidat yang akan diikuti oleh pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad dan Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi pada 28 Oktober dan 10 November mendatang.

“Kami berupaya melibatkan berbagai pihak seperti lembaga penyiaran, pers, LSM, akademisi, aparat hukum, dan lembaga demokrasi,” ujar Hasruddin.

Dengan semakin dekatnya waktu pelaksanaan, KPU Sulsel berencana mengadakan rapat teknis pada 13 Oktober dan bekerja sama dengan lembaga penyiaran untuk menyiarkan debat secara luas. Meskipun lokasi debat belum ditentukan, kemungkinan besar debat akan digelar di Kota Makassar.

KPU juga akan mengadakan rapat pengamanan pada 14-18 Oktober untuk memastikan keamanan pelaksanaan debat.

Debat Kandidat di Selayar dan Makassar

Sementara itu, KPU Selayar menyatakan bahwa persiapan debat kandidat yang diikuti oleh pasangan Natsir Ali-Muchtar, Ady Ansar-Suwadi, dan Abdul Rahman-Daeng Marowa sudah mencapai 70 persen. Ketua KPU Selayar, Andi Dewantara, menyebut bahwa panelis yang terlibat dalam debat berasal dari kalangan akademikus dan aktivis non-governmental organization (NGO). KPU Selayar juga akan menyiarkan debat secara langsung melalui live streaming agar masyarakat dapat menyaksikan para calon pemimpin mereka.

Di Kota Makassar, KPU setempat mengumumkan perubahan jadwal debat kandidat Pilwali. Anggota KPU Makassar, Abdi Goncing, menyatakan bahwa debat pertama yang awalnya direncanakan pada 24 Oktober diundur menjadi 26 Oktober. Namun, jadwal debat kedua pada 13 November tidak mengalami perubahan.

Kerja Sama Kemenag dan KPU Sulsel

Di sisi lain, Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan menandatangani kerja sama dengan KPU Sulsel untuk mendukung penyelenggaraan Pilkada yang kondusif. Kepala Kemenag Sulsel, Muhammad Tonang, menegaskan bahwa netralitas ASN menjadi salah satu fokus utama dalam menjaga keutuhan proses demokrasi. Tonang juga mengapresiasi langkah KPU dalam menyosialisasikan tahapan Pilkada melalui rumah ibadah, seperti masjid, terutama sebelum salat Jumat.

Tonang menambahkan bahwa sejak dimulainya tahapan Pilkada, tidak ada ASN dari Kemenag Sulsel yang dianggap melanggar aturan netralitas, dan berharap hal tersebut dapat terus dipertahankan.

Dengan berbagai persiapan dan kerja sama antar lembaga, diharapkan debat kandidat ini dapat menjadi ajang bagi masyarakat untuk melihat gagasan dan kemampuan para calon pemimpin dalam memajukan daerah.