Politik Dinamis di Pilkada Serentak Sulsel: Koalisi dan Rivalitas

MAKASSAR, PEMBELANEWS.COM – Pemilihan kepala daerah serentak di Sulawesi Selatan menjadi arena yang mempertemukan dan memisahkan partai-partai politik. Partai NasDem dan Partai Golkar, dua kekuatan politik besar di Sulsel, menunjukkan dinamika yang menarik dalam menghadapi Pilkada ini. Meskipun keduanya hampir dipastikan berkoalisi dalam memenangkan pasangan calon Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel, mereka akan saling bersaing sengit dalam pemilihan bupati (Pilbup) di sejumlah daerah.

Koalisi di Pilgub Sulsel dan Rivalitas di Pilbup

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mendukung pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel. Dukungan ini semakin memperkuat koalisi dengan Partai NasDem, pengusung utama pasangan ini. Meskipun kedua partai ini berseberangan dalam pemilihan presiden, mereka kini bersatu di tingkat provinsi.

Namun, situasi berbeda terjadi di beberapa daerah dalam Pilbup. NasDem dan Golkar akan berhadapan sebagai rival di Kota Makassar, Barru, Palopo, Luwu, Parepare, Pinrang, Bantaeng, Luwu Timur, dan Enrekang. Sekretaris Partai Golkar Sulsel, Andi Marzuki Wadeng, menyebutkan bahwa perbedaan dukungan ini adalah dinamika politik yang wajar. Setiap partai memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-beda, sehingga koalisi di satu daerah tidak selalu berarti harus berlanjut di semua daerah.

Respons Pengurus Daerah dan Strategi Pemenangan

Marzuki menegaskan bahwa pengurus di daerah sudah memahami perbedaan dukungan ini dan akan tetap solid dalam mendukung keputusan DPP. Dia juga menambahkan bahwa setiap daerah memiliki strategi masing-masing dalam memenangkan kandidat yang diusung.

Sekretaris Golkar Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir, juga menyatakan kesetiaannya kepada keputusan partai untuk mengusung pasangan Sudirman-Fatmawati. Namun, ia mengakui bahwa akan ada strategi khusus yang disiapkan untuk menghadapi perbedaan usungan di Pilwali Makassar.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Media Partai NasDem Sulsel, Mustaqim Musma, menekankan bahwa perbedaan jagoan di Pilgub dan Pilbup harus diterima sebagai kenyataan politik. Menurutnya, kedua partai akan menerapkan strategi masing-masing untuk memenangkan pertarungan di semua tingkatan.

Analisis Pengamat Politik: Dinamika dan Adaptasi

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto, menjelaskan bahwa perbedaan koalisi antara Pilgub dan Pilbup adalah hal yang lumrah dalam politik. Setiap arena kontestasi memiliki suasana dan kepentingan yang berbeda, sehingga skema politik yang terbentuk pun turut berbeda. Meskipun NasDem dan Golkar bersatu di Pilgub, mereka bisa bersaing ketat di Pilbup tanpa mengganggu konsolidasi politik di tingkat provinsi.

Andi Ali juga menekankan bahwa perbedaan koalisi ini tidak perlu dianggap sebagai konflik antarpartai. Sebaliknya, hal ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi partai-partai dalam menghadapi berbagai arena politik yang berbeda.

Kekecewaan Kader Golkar dan Tantangan Konsolidasi

Meskipun keputusan DPP Golkar untuk mendukung pasangan Sudirman-Fatmawati dianggap sebagai langkah terbaik untuk masyarakat Sulsel, ada suara kekecewaan dari kader internal partai. Beberapa kader senior seperti Asdar Tukan dan H.M. Roem menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap keputusan partai yang mengusung figur eksternal, bukan kader Golkar sendiri.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Hasrullah, memperingatkan bahwa keputusan DPP Golkar ini bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai. Menurutnya, jika DPP lebih memilih figur eksternal ketimbang kader partai sendiri, hal ini bisa mencederai rasa kepercayaan kader dan simpatisan partai di Sulsel.

Relawan dan Strategi Pemenangan Sudirman-Fatmawati

Tim Dozer, yang dikenal dengan keberhasilannya mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres lalu, kini siap mendukung pasangan Sudirman-Fatmawati di Pilgub Sulsel. Panglima Dozer, Rully Rozano, menyatakan bahwa struktur pemenangan sudah lengkap hingga tingkat RT/RW, dengan strategi yang sudah terukur untuk memenangkan pasangan ini.

Tim Dozer optimistis bahwa Sudirman-Fatmawati bisa memenangkan pertarungan di Pilgub Sulsel tanpa hambatan, berbekal pengalaman dan dukungan dari relawan yang tersebar di seluruh wilayah Sulsel.

Kesimpulan

Dinamika politik di Sulawesi Selatan menjelang Pilkada serentak menunjukkan betapa kompleksnya koalisi dan rivalitas antara partai-partai politik. Meskipun NasDem dan Golkar berkoalisi di Pilgub, mereka tetap harus menghadapi perbedaan kepentingan di Pilbup. Dalam politik, adaptasi dan fleksibilitas menjadi kunci dalam menghadapi berbagai arena kontestasi yang berbeda-beda.(raksul)