Daerah  

Dulu Diremehkan, Kini Pisang Cavendish Bone Siap Mendunia

Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi mengecek keberlanjutan budidaya pisang cavendish di Kecamatan Mare, Bone, Jumat (2/8/2024) sore.

BONE, PEMBELANEWS.COM – Pisang Cavendish, yang awalnya dipandang sebelah mata dan diragukan oleh sebagian masyarakat, kini menunjukkan potensi besar untuk menggerakkan perekonomian Kabupaten Bone. Panen perdana di Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, membuktikan bahwa pisang ini memiliki prospek yang menjanjikan.

Panen Perdana yang Menggembirakan

Panen perdana pisang Cavendish di Desa Tellongeng mencapai sekitar 2 ton. Hasil ini mengukuhkan kehadiran pisang Cavendish sebagai komoditas yang berpotensi menguntungkan. Direktur Dua Lima Agro, Endang, yang memimpin panen perdana pada Jumat (2/8), menyampaikan bahwa hasil panen ini akan dipasarkan di Makassar, Jakarta, dan bahkan diekspor ke Timur Tengah.

Endang menjelaskan, “Panen perdana kemarin kurang lebih 120 pohon dengan berat 2 ton. Itu 2 ton di angka Rp100 jutaan dan akan disebar di pasar Indonesia dulu seperti supermarket di Jakarta dan Makassar. Selain itu, kami juga mempersiapkan untuk mengekspor ke Timur Tengah.”

Potensi Ekspor ke Timur Tengah

Permintaan pasar internasional terhadap pisang Cavendish dari Bone cukup signifikan. Menurut Endang, ada permintaan rutin setiap dua minggu sebanyak 15 ribu ton dari Timur Tengah, khususnya Dubai. Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan populasi pisang Cavendish yang baru mencapai sekitar 500 hektare di Sulawesi Selatan.

“Bulan depan kita akan berkontrak dengan Dubai, karena permintaan setiap 2 minggu rata-rata 15 ribu ton. Makanya kita agak kebingungan karena populasi di Sulsel baru sekira 500 hektare,” ungkap Endang. Rencana ekspor besar-besaran ini dijadwalkan akan dimulai pada bulan Desember setelah panen raya di Timur Tengah.

Dukungan dari PT Cipta Agri Pratama

Direktur PT Cipta Agri Pratama, Rio Erlangga, juga optimis terhadap masa depan ekspor pisang Cavendish. Ia menargetkan ekspor pertama ke Timur Tengah melalui jaringan Lulu Hipermart, yang memiliki supermarket di 260 negara. Setelah itu, pasar Asia, termasuk China, akan menjadi sasaran berikutnya dengan target ekspor 500 kontainer per bulan.

Namun, Rio menekankan bahwa kebutuhan ekspor yang besar ini harus diimbangi dengan produksi yang memadai. “Sudah 4 kabupaten yang berjalan, kalau di Bone sudah tersebar di Mare, Kahu, Lappariaja, sudah mulai banyak. Produksi Sulsel rencana target kita 500 ribu hektare akan dipenuhi, karena dalam waktu dekat ini 20 ribu hektare akan kita tanam secara terus menerus,” jelas Rio.

Komitmen Terhadap Petani

Komisaris Utama PT Cipta Agri Pratama, Chandra, menegaskan komitmennya untuk mendukung petani pisang Cavendish dengan memberikan jaminan harga dan kontrak selama lima tahun. “Kita jamin bagi petani yang menanam pisang Cavendish, dan harus mengikuti SOP. Kami jamin 1000 persen, tidak akan ada perubahan harga lagi,” tegas Chandra.

Kehadiran Tokoh-Tokoh Penting

Panen perdana ini juga mendapat perhatian dari berbagai pihak. Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi, pejabat utama (PJU) Polda Sulsel, dan Pj Bupati Bone, Andi Islamuddin, turut hadir dalam acara tersebut, menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan komoditas pisang Cavendish di Bone.

Dengan potensi ekspor yang besar dan dukungan dari berbagai pihak, pisang Cavendish di Bone tidak hanya memberikan harapan baru bagi petani lokal, tetapi juga berpotensi menjadi salah satu komoditas unggulan Sulawesi Selatan di pasar internasional.