Menanti Realisasi
Editor : Nurzaman Razaq
SINJAI,PEMBELANEWS.COM – Direktur Perusahaan Air Minum Daerah (Perumda) Tirta Sinjai Bersatu (TSB), Nasrullah Mustamin,SE, menyisahkan masa jabatannyabeberapa bulan kedepan, yang sebelumnya dilantik, 23 – 10 -2020 lalu oleh Bupati Sinjai, Andi Seto Ghadista Asapa kala itu.
Kehadiran Nasrullah Mustamin di perusahaan daerah ini, banyak harapan masyarakat konsumen yang harus diimplementasikannya, diantaranya memberikan pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya, dan bisa meningkatkan kualitas air bersih di Sinjai jauh lebih baik, serta bisa memanilisir keluhan masyarakat konsumen tentang kebocoran pipa, keruhnya air, macetnya aliran air ke konsumen, dll.
Masih tercatat, Nasrullah Mustamin pasca dilantik pernah berjanji untuk membawa PDAM Sinjai menjadi perusahaan daerah yang memberikan keuntungan, dan akan disumbangkan kepada pemerintah daerah dalam kurun 3 tahun.
Termasuk dia juga menekankan janjinya untuk memberikaan laba (keuntungan) kepada daerah untuk dijadikan sebagai pemasukan pendapatan asli daerah.
Lantas, bagaimana perjalanan kepemimpinan Nasrullah Mustamin, SE dalam kurun tiga tahun terakhir ini.
Masalah krusial yang kerap muncul di permukaan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini, terkait tidak mengalirnya secara merata air bersih ke rumah pelanggan, kualitas air yang keruh berwarna coklat dan itu terjadi secara bergiliran di sejumah titik area pelanggan.
Tingkat kebocoran pipa yang turut tak dapat terkendalikan, terlebih pada Juni 2022 Pipa induk Balantieng milik Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kebocoran. Akibatnya 4 wilayah terdampak tidak menerima distribusi air untuk sementara.
“Tekanan yang tidak stabil. Kemudian ada sumbatan kotoran yang akhirnya membuat pecah kerannya
Diketahui pipa induk Balantieng merupakan pipa jalur distribusi utama air baku yang terletak di daerah Babara, Kecamatan Sinjai Selatan. Kebocoran ini membuat air menyembur hingga ke badan jalan.
Sebagai antisipasinya,menurut Dirut PDAM Sinjai, Nasrullah Mustamin, Kamis (14/07/2022) lalu berencana membangun instalasi pengolahan air (IPA) baru di Desa Kampala, Kecamatan Sinjai Timur. Rencana ini untuk memaksimalkan distribusi air dan mengantisipasi hilangnya suplai air jika pipa induk Balantieng terganggu.
Pada rapat gabungan Komisi DPRD Sinjai dipimpin Ketua DPRD Sinjai, Jamaluddin serta turut dihadiri Wakil Ketua DPRD Sinjai, Sabir, Asisten Administrasi Umum Setdakab Sinjai, Haerani Dahlan, Kadis PUPR H. Haris Achmad, Kepala BKAD Hj. Ratnawati Arif, serta Kepala Bappeda, Irwan Suaib, Kamis (19/01/2023), terungkap lagi PDAM Sinjai tahun 2023 bakal kembali memaksimalkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Palla, Kelurahan Lamatti Rilau, kecamatan Sinjai Utara yang menggunakan air baku dari Sungai Tangka.
Hal itu diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Sinjai, Andi Ilham Abubakar dalam rapat plano gabungan Komisi DPRD Sinjai, di ruang rapat DPRD Sinjai, Kamis, (19/1/2023) lalu.
“Maksud dari memaksimalkan kembali IPA Palla tidak lain untuk membantu suplai air bersih ketika suplai air Balantieng yang masih menjadi aset dan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, itu bermasalah atau mengalami kebocoran,”ujarnya.
Sementara Nasrullah Mustamin kala itu menjelaskan anggaran rencana pembenahan IPA Palla tahun ini sebesar Rp 2,3 miliar lebih. Jumlah anggaran sebesar itu meliputi pembenahan pompa air, serta pembangunan kolam atau bak penjernihan manual.
PDAM Kabupaten Sinjai merencanakan untuk meng-upgrade Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada di Palla menggunakan Anggaran APBD Hibah pemerintah daerah sebesar Rp. 2,3 milyar.
Sebelumnya, Nasrullah Mustamin saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II di ruang rapat DPRD Kabupaten Sinjai, Selasa (10/1/2023).menjelaskan, kami sudah mengusulkan untuk memanfaatkan Sungai Tangka secara maksimal, kalau tidak bisa membangun IPA baru maka IPA yang sudah berusia lebih dari 20 tahun yang ada di Palla akan diupgrade, yang akan mengerjakan tetap pemerintah daerah setelah selesai baru diserahkan kepada PDAM sebagai hibah,.
Setelah diupgrade secara teknis ungkapnya, tambahan produksi air bisa sampai, minimal kapasitas 40 liter per detik, dan membutuhkan waktu dua bulan untuk melakukan upgrading.
“Hanya saja hingga saat ini PDAM masih menunggu petunjuk teknis (Juknis), selain itu ada juga hibah dari pemerintah pusat untuk air minum perkotaan sebesar 2,7 milyar, dan sampai saat ini juga belum ada juknisnya,” terangnya.
Lanjutnya, ada empat jaringan perpipaan yang masuk di wilayah kota, dan itu sulit untuk disatukan salah satunya Pipa yang digunakan Balantieng milik pemerintah pusat dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan.
Pada intinya, penyebab pendistribusian air bersih di Sinjai terganggu disebabkan pipa transmisi ataupun pipa induk jalur balantieng yang mengaliri 6 kecamatan di Kabupaten Sinjai sering kali mengalami kerusakan.
Sementara anggaran untuk perbaikannya, sudah tiak terbilangnya banyaknya. Sementara Nasrullah dengan keterangan klasiknya melontarkan, perlu mengambil langkah tepat dalam menangani kerusakan atau kebocoran pipa induk jalur balantieng agar tidak terus terjadi kerusakan. Masyarakat pelangganpun menanti realisasi itu. (bersambung)