Opini  

Menakar Kinerja Dirut PDAM Sinjai (Bagian 4)

Editor: Nurzaman Razaq (foto ist)

Sekali Lagi Tentang Dana Hibah

SINJAI,PEMBELANEWS.COM – Seiring dengan pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan, dan meningkatnya standar kehidupan masyarakat, maka kebutuhan akan air bersih oleh masyarakat menjadi semakin penting untuk dipenuhi.

Oleh karena itu, pelayanan penyediaan dan pengelolaan air bersih perlu terus ditingkatkan. Pelayanan air minum di seluruh Indonesia pada umumnya diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan pelayanan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai perusahaan milik daerah, PDAM Sinjai di bawah kendali Nasrullah Mustamin, harus mengupayakan terwujudnya misi dan fungsi peng- elolaan sistem air minum dengan efektif dan efisien, sesuai dengan peraturan perundang-undangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Persoalan kebocoran pipa, salah satu persoalan krusial di tubuh Perusahaan Air Minum Daerah(Perumda) Tirta Sinjai Bersatu (TSB), yang dinahkodai Nasrullah Mustamin sebagai direktur sejak 23 – 10 -2020 lalu.

Namun hingga memasuki tahun ke-4 kepemimpinannya menahkodai Perusahan milik daerah itu, belum menujukkan kemampuannya dalam memanilisir keluhan masyarakat konsumennya. Sementara penggelontoran anggaran perbaikan dan operasional, belum sebanding dengan yang dianggap telah diperbaiki.

Sebut saja, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PDAM Tirta Sinjai Bersatu, Maret 2023  mendapat kucuran dana hibah senilai Rp 20,3 miliar untuk pembenahan jaringan dan peningkatan produksi air baku. Anggaran tersebut dari Pemda Sinjai dan Kementerian PUPR.

PDAM mendapatkan dana hibah dari pemerintah daerah sebesar Rp 2,3 miliar. Kemudian Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan (BBWS) Sulsel sebesar Rp 18 miliar. Hal itu pernah diakui Nasrullah Mustamin kepada media, Rabu (08/03/2023).

Nasrullah mengatakan dana dari pemda untuk pembenahan jaringan distribusi dalam kota dan peningkatan produksi air baku Sungai Tangka. Sedangkan anggaran dari Kementerian PUPR untuk pembenahan dan perbaikan jaringan pipa transmisi air baku Balantieng.

“Selama 2 tahun terakhir itu, dijelaskan terjadi permasalahan sehingga distribusi air ke rumah pelanggan tidak lancar. Ada 20 titik yang sering menjadi permasalahan dan ini sudah ditinjau oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan/.

Nasrullah mengungkapkan jaringan air baku dari Sungai Balantieng selama ini mengalami sejumlah kendala seperti pipa bocor, lepas sambungan, dan gate valve yang pecah.

Pihak BBWS Pompengan telah melakukan pemetaan titik koordinat yang harus dilakukan pembenahan sehingga ditargetkan selesai di akhir tahun 2023. Lantas bagaimana hasilnya , adakah keuntungan untuk daerah sebagaimana janji sebelumnya. ??? (bersambung)